Selasa, 30 Agustus 2016

KEMITRAAN KT TANI KARYA ADIREJAWETAN-ADIPALA DENGAN PUSAT DESIMINASI DAN KEMITRAAN BATAN JKT



Pembangunan pertanian sekarang ini dituntut untuk menyediakan produk pertanian dalam jumlah dan kwalitas yang cukup serta penyediaan dalam kurun waktu sepanjang musim. Hal  ini menjadikan tantangan tersendiri bagi kelompok tani Tani Karya desa Adirejawetan Kec. Adipala dalam mengaktualisasikan budidaya komoditas terutama tanaman padi.
Dengan adanya kesuburan tanah yang semakin menurun, serta sistem pengairan yang kurang baik, sehingga menurunkan tingkat produksi, maka sangat diperlukan adanya suatu inovasi teknologi pertanian yang dapat mengembalikan kesuburan tanah, baik secara fisik, kimia maupun biologi.
Beberapa inovasi yang sudah dilakukan dan dapat menjadi solusi adalah pemberian pupuk organik, dan perbaikan saluran irigasi. Hal ini selaras dengan kelompok tani yang merupakan sebagai wadah bagi para petani untuk belajar, mencari informasi, serta sebagai penghubung antar petani dengan pemerintah.  Dengan penerapan teknologi diharapkan produksi pertanian dan kesejahteraan anggota kelompok tani dapat meningkatkan serta  tercapainya swasembada pangan berkelanjutan khusunya di wilayah Kec. Adipala.
Gayung bersambut sesuai program kelompok yang sudah dimusyawarahkan bersama dengan penyuluh THL Ruswanto, dalam mt sadon ini poktan Tani Karya berkesempatan melakukan kerjasama kemitraan dengan BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) JKT. 
Adapun paket yang diberikan dari Batan sesuai pengajuan proposal yang diajukan  kelompok yaitu benih padi 450 kg (varietas inpari sidenuk  label ungu sebanyak 400 kg dan 50 kg variteas mugibat label putih sebanyak  50 kg), pupuk urea, sp 36 dan kcl, herbisida, insektisida serta penambahan Bio Nutrisi Sari Alami. Dan paket ini merupakan paket dari awal pengolahan tanah hingga proses panen dan processing dengan nilai total sebesar 10 jt rupiah.

Dalam usahanya bercocok tanam ini, tentunya tak luput dari adanya gejala atau serangan OPT. Kegiatan yang selalu dan sudah terjadwal dikelompok yaitu gerakan pengendalian hama tikus melalui gropyokan secara swadaya yang dibantu mahasiswa KKN dari STPP Magelang dan Slamet Riyadi selaku petugas OPT Kec Adipala mewanti-wanti betul dalam program kemitran ini, hal yang perlu di waspadai dalam musim sadon ini yaitu serangan hama sundep beluk dan penyakit kresek. Sementara itu Koord penyuluh Supriyono, SP menyambut baik mengingat tidak semua kelompok di Kab Cilacap bisa berkesempatan melakukan kerjasama kemitraan dengan batan, selain itu juga kemitraan ini harapan kedepannya bisa terus  berjalan untuk dilanjutkan kembali dengan kelompok yang berbeda dan varietas padi yang terbaru. “Sisi positif lainnya, selaian didalamnya ada Diseminasi informasi tekhnologi pertanian, juga menjadikan kelompok tani Tani Karya bisa melakukan penangkaran benih dalam skup kelompok yang nantinya bisa menjadikan pemasukan kas kelompok dalam melakukan penjualan benih bagi petani atau kelompok tani lain yang berminat menanamnya” pungkasnya.
                                                                                     gropyokan tikus

Sedangkan Rasno sebagai ketua kelompok menyampaikan rasa terimaksihnya kepada BP Adipala yang telah banyak membantu program ini. “Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bpk Asrori dari Batan, Bpk Supriyono dkk di BP Adipala yang sudah banyak membantu dari awal pembuatan proposal, pengawalan dari awal hingga terlaksananya ubinan ini serta gethok tularnya ke petani/kelompok lain dalam membantu memasarkan benih mugibat ini lewat jalur benih antar lapang (jabal), semoga bisa membantu dalam pemupukan dan kas kelompok ini kedepannya”.
Adapun rangkaian dari kegiatan ini, untuk mengetahui perkiraan hasil dari varietas mugibat label putih ini sebelum dilakukan pemananen, kelompok tani beserta BP Adipala melakukan kegiatan ubinan (26/8) yang dihadiri koramil Adipala yang dipimpin langsung kapten Thomas dan babinsa Adirejawetan Serda Sukarman. (Siroes THL)





Minggu, 01 Mei 2016

PTT PADI DALAM MENDUKUNG PROGRAM UPSUS PAJALE PADI


PTT merupakan cara budidaya tanaman padi yang baik untuk memperoleh hasil dan keuntungan yang lebih tinggi dengan menerapkan beberapa tekhnologi tepat lokasi secara terpadu
Terpadu apabila :
Ø  terdapat kesesuaian antara tekhnologi dengan kondisi lahan yang ada
Ø  terdapat kesesuaian antara tekhnologi yang diterapkan dengan kemampuan petani
Ø  ada keterkaitan antara satu tekhnologi  daya tekhnologi lainnya
Selain itu juga PTT merupakan program pengembangan intensifikasi padi sawah melalui pendekatan pengelolaan tanaman terpadu yang perlu dilakukan karena dalam kurun lima tahun terakhir produktivitas padi secara  nasional maupun regional  mengalami penurunan. Pendekatan PTT akan berhasil jika dalam pelaksanaannya, inovasi yang dianjurkan menerapkan komponen tekhnologi produksi.
Komponen Tekhnologi PTT:
A.   Komponen Tekhnologi Dasar
-       Komponen yang memiliki peran penting dalam peningkatan hasil
-       Komponen ini sangat di anjurkan untuk diterpakan semua
1.    VARIETAS UNGGUL BARU
§ Memiliki potensi hasil tinggi
§ Memiliki ketahanan H/P tertentu
§ Memiliki ketahanan terhadap cekaman kondisi lingkungan tertentu
§ Memiliki sifat khas tertentu
§ Mengikuti permintaan pasar
2.    BENIH BERMUTU
-   Benih harus berlabel
-   Memiliki daya tumbuh baik >95%
-   Selain bermutu juga benih perlu:
   a)    Diseleksi melalui perambangan dengan larutan garam atau pupuk ZA 3 %
   b)  Diberi perlindungan pestisida (b/a FiproNil) utk antisipasi hama dan penyakit
       Prinsip pesemaian untuk memberikan bibit yang baik :
       *) Gunakan pupuk organik 2 Kg/m²
      *) Persemaian  berukuran 1/20 – 1/25 luas areal tanam dg penyebaran benih di        perjarang
3.    PENINGKATAN POPULASI TANAM DENGAN JAJAR LEGOWO
       Tujuan sistem jajar legowo :
a. Merekayasa seola-olah ada barisan tanaman seperti tanaman pinggir galengan .
b.    Meningkatkan populasi tanam 10-25%
c. Memudahkan dlm pemeliharaan tanaman (pemupukan penyiangan, pengamatan H/P)

4.    PEMUPUKAN BERIMBANG
Prinsipnya adalah spesifikasi loaksi dantepat waktu
DOSIS  PERMENTAN  No.04 / ot.140 / 4 / 2007
*) urea         : 100 – 200 Kg/Ha
*) NPK          : 300 – 350 Kg/Ha
Atau
*) urea         : 250 - 350 Kg/Ha
*) sp36         : 100 – 150 Kg/Ha
*) Kcl           : 50 – 100 Kg/Ha
Pemupukan berimbang bisa juga mengacu pada bagan warna daun/BWD bisa juga  dengan PUTS
5.    PEMBERIAN PUPUK ORGANIK
Manfaat penggunaan pupuk organik :
-       Memperbaiki kondisi fisik , kimia, biologi tanah
-       Menyehatkan tanaman
-       Mengurangi penggunaan pupuk kimia
Beberapa sumber pupuk oragnik:
a.    Pupuk kandang (kohe)
b.    Limbah pertanian (jerami)
c.    Limbah non pertanian ( serbuk gergaji dll)
d.    Pupuk organic cair
6.  PENGENDALIAN OPT DENGAN TEKNIK PHT
Prinsip dasar pengendalian hama penyakit secara terpadu :
-       Identifikasi secara pasti jenis dan populasi hama penyakit
-       Memperkirakan tingkat serangan
-       Mengusai tekhnik pengendalian
Beberapa tekhnik dan tahapan pengendalian h/p terpadu :
a.        Kenali varietas yang tahan terhadap h/p
b.        Upayakan tanaman sehat sejak dari bibi
c.        Kendalikan secara bertahap dengan: Fisik dan mekanis, Hayati (parasit),               Semi kimia (feromon), Pestisida Kimia
Hama yang sering menyerang :
1.  Wereng menyerang pad  fase vegetative dan generative (primordia sampai pemasakan)           
2.    Penggerek batang padi menyerang pada fase persemaian, vegetative dan generative (primordia sampai pembungaan)
3. Tikus menyerang pada fase persemaian, vegetative, generative (primordia, pembungaan, pemasakan, panen, pasca panen)
4.    Keong
5.    Walang sangit
Penyakit yang sering menyerang :
1.    Penyakit Blast
2.    Penyakit Kresek /hawar daun bakteri
3.    Penyakit hawar pelepah daun
4.    Penyakit tungro
5.    Penyakit bercak daun

Jumat, 15 April 2016

PENGENDALIAN PENYAKIT KRESEK [ HAWAR DAUN BAKTERI ] PADA TANAMAN PADI




Penyakit kresek ( penyakit hawar daun bakteri ) adalah penyakit padi yang penting dan umum ditemukan di lahan beririgasi maupun di lahan sawah tadah hujan. Di lahan sawah yang terinfeksi ini kehilangan hasil panen dapat berkisar antara  6-60%.
Serangan penyakit kresek (penyakit hawar daun bakteri) pada tanaman padi yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv. Oryzae dapat mengakibatkan kerusakan tanaman dan menurunkan produksi. Bahkan, dalam serangan berat, dapat mengakibatkan terjadinya puso. Serangan penyakit ini dapat terjadi pada fase bibit, tanaman muda dan tanaman tua.
Tanda awal serangan penyakit ini adalah pucuk daun menguning, kemudian menjalar melalui pinggir daun hingga ke pangkal. Pada serangan berat, daun padi akan tampak mengering. Pada serangan berat, dapat terjadi hanya dalam waktu 30 hari, dan padi menjadi kering serta mengakibatkan puso.
Penyakit-penyakit hawar pelepah dan busuk batang menyebabkan tanaman mudah rebah sehingga sangat mengganggu proses pengisian gabah karena kerebahan biasanya terjadi pada saat padi mencapai stadia pengisian gabah. Penyakit tersebut sangat merugikan karena meningkatkan gabah hampa atau gabah tidak terisi sempurna.
Penularan penyakit kresek
Penyakit menyebar terbawa air, angin dan benih dan infeksi terjadi melalui stomata. Perkembangan penyakit hawar daun bakteri/kresek sangat dipengaruhi oleh kelembaban tinggi dan suhu rendah (20 – 22ºC). Itu sebabnya pada musim hujan, penyakit berkembang
cepat.
Penanaman varietas peka dengan jarak tanam yang rapat, pemakaian pupuk nitrogen yang berlebihan yaitu > 300 kg urea/ha, dan pemakaian pupuk
N tanpa fosfor (TSP) dan atau kalium (KCl) akan mendorong perkembangan penyakit tersebut.

Minggu, 10 April 2016

SOSIALISASI PENDAMPINGAN DAN VALIDASI DATA PETANI KEC. ADIPALA


Dasar surat dari Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan  Ketahanan Pangan [BP2KP] Kab Cilacap nomor  005/0195/38 tanggal  16 Feb 2016   perihal tentang sosialisasi dan validasi data petani/kartu tani di Ciguling Majenang, Jum'at/26 Feb 2016, Balai Penyuluhan Adipala mengadakan sosialisasi pertemuan tingkat Kec Adipala pada hari senin, 28 Maret 2016 di Aula BP Adipala. Peserta dihadiri dari unsur perangkat pemerintahan desa se Kec Adipala dan pengurus Gapoktan/PPS serta Penyuluh pendamping. Validasi data petani melalui RDKK dalam rangka penerbitan Kartu Tani merupakan program pemerintah provinsi Jawatengah yang landasan pelaksanaannya dari kesepakatan bersama  antara Gbernur Jateng dan  Direktur PT BRI Tbk, yang ditandatangi oleh Gubernur Ganjar Pranowo di Kab Batang pada bulan Maret 2015 dan perjanjian kerjasama Sekda Provinsi Jateng dengan pimpinan wilayah BRI Semarang dan Jogjakarta bulan Mei 2015 tentang kartu tani sebagai alat penebusan dan pembayaran pupuk bersubsidi bagi petani.
 Mengingat pentingnya sosialisasi validasi data petani tersebut  Supriyono, SP selaku Koordinator Penyuluh menekankan pada sinkronisasi dan validasi  baik itu data petani pemilik  maupun petani penggarap lahan sawah/peternak/petani tambak, luas lahan sawah/tegalan yang ditanami usaha tani. Untuk petani/peternak luasan maksimal yang dakan didata adalah max 2 ha sedangkan petani tambak max luasan 1 ha. Hal tersebut tentunya harus dilampiri dengan fotocopy SPPT tanah sawah dan KTP.

Minggu, 13 Maret 2016

PELATIHAN PEMBUATAN PESTISDA NABATI dan PUPUK ORGANIK


Penggunaan pestisida di lingkungan pertanian menjadi masalah yanga sangat dilematis. Di satu pihak dengan digunakannya pestisida maka kehilangan hasil yang diakibatkan organisme penggangu tanaman (OPT) dapat ditekan, akan tetapi akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Dilain pihak, tanpa penggunaan pestisida akan sulit menekan kehilangan hasil yang diakibatkan OPT. Dilema yang dihadapi dalam menangani masalah produksi pertanian, khususnya pangan adalah apabila dikegiatan pertanian dilakukan tanpa penggunaan pestisida maka sulit diperoleh produk pertanian yang memadai. Namun dilain pihak dengan penggunaan pestisida yang kurang bijaksana (bersifat sintesis) sering merugikan terhadap lingkungan. Beberapa kasus yang sering merugikan yaitu diantaranya : a) kasus keracunan dibeberapa daerah, b) polusi lingkungan, c) perkembangan serangga menjadi resisten, resurgen ataupun toleran terhadap pestisida

Setali tiga uang dengan penggunaan pupuk pada tanah dan tanaman pangan. Penggunaan pupuk kimia yang terus menerus dilakukan sebagian besar petani ditiap musimnya tanpa diimbangi dengan penggunaan pupuk organik akan mengakibatkan dan berdampak cukup besar bagi kesuburan tanah tersebut. Hal ini bisa bisa kita lihat dengan kondisi tanah yang semakin hari semakin tandus, selain itu juga beban subsisdi pemerintah dalam pupuk semakin membengkak ditiap tahunnya sehingga terkadang juga dibeberapa daerah terjadi kelangkaan pupuk bersubsidi.

Senin, 07 Maret 2016

GERAKAN PENYEMPROTAN WBC DESA ADIREJAKULON-ADIPALA


Wereng coklat merupakan hama yang sering menyerang di pertanaman sawah Desa Adirejakulon di tiap musimnya. Kebiasan petani yang selalu menanam varietas HT atau logawa merupakan faktor memicunya adanya serangan wereng. Meskipun tidak melupakan peran penyuluh dan THL yang selalu  mensosialisasikan dan mengingatkan petani dan kadang tani dalam menerapkan varietas tahan ditiap musimnya ( Membrano, cigeulis, cimelati dsb ) pada setiap kesempatan baik itu kegiatan pertemuan rutin gapoktan, asoisasi gapoktan, anjangsana dan kunjungan lapang di lahan.
Dasar dari gerakan penyemprotan  massal hama Wereng coklat pada hari sabtu 27 Feb 2016 adalah surat pengajuan permohonan pestisda dari gapoktan Sri Martani No : 521.42/04/G/II/2016 dan hasil kesepakatan petani, kelompok tani, pemdes Adirejakulon, Penyuluh THL dan pengurus Gapoktan saat kegiatan rutinan bulanan gapoktan  di tempat Bp Basuki HS rt 02 rw 02 pada tgl 21 Feb 2016.

Minggu, 21 Februari 2016

GAPOKTAN SRI MARTANI DESA ADIREJAKULON _ADIPALA


Menjadi seorang penyuluh THL TBPP merupakan sebuah panggilan hati. Seperti sebuah simalakama, disatu sisi harus dituntut siap bekerja 24 jam jikalau di wilbinnya ada kegiatan pertemuan rutin yang mau tidak mau tentunya harus selalu siap bila ada kegiatan dimalam hari. Disisi lain kontrak kerja sebagai dasar untuk bekerja yang mungkin masih "nyantol" entah dimana tapi belum juga  turun-turun .......... (hem.... sambil ngelus dada dan buka dompet......@!@!@@!)

Bertempat dirumah Bp Basuki HS rt/rw 02 Desa Adirejakulon 21feb2016, pertemuan rutinan gapoktan Sri Martani merupakan kegiatan yang selalu diadakan setiap bulannya, dengan tempat bergilir. Kegiatan gapoktanan selain arisan juga dititik beratkan pada program-program pertanian di wilayah 4 kelompok tani yang ada. Dihadiri dari unsur pemdes, gapoktan, poktan dan anggota, tidak lupa juga petugas THL/ PPL selaku penyuluh wilbin sebanyak 20 orang.

Dalam kegiatan pertemuan tersebut disampaikan oleh Bp Warsito selaku sekretaris gapoktan bahwa pada pertemuan asosiasi gapoktan Kec "Berkah Tani" 16 feb 2016 di |Balaidesa Adipala  bahwa Camat Adipala Bp Teguh Prastowo menyampaikan untuk semua kelompok tani agar bisa menumbuhkan petani tentang saluran irigasi agar diinventarisir baik yang baru dan rusak, adapun kendala saluran induk sering bobol kemungkinan akibat ulah para petani  sehingga solusinya agar saluran irigasi agar benar-benar difungsikan dengan baik. Selain itu juga agar pengajuan perbaikan saluran irigasi agar diusulkan dalam musrenbang tingkat desa.

Sementara Bp Saman selaku ketua Gapoktan menyampaiakn bahwa infrastruktur pertanian pangkalnya dari air, baik itu air dalam alam dan bendungan. Tahun 2016 jaringan irigasi Adirejakulon ada 4 lokasi perbaikan yang diantaranya 2 lokasi ( jitut terbis dan sisanya untuk mengaliri daerah sungsara (daerah kalikudi) terus keselatan) anggarannya diambil dari dana khusus seniali 100 jt .  Dan 2 lokasi lainnya diambil dari dana desa. Sedangkan laporan perkembangan keuangan gapoktan Sri Martani sampai perbulan Februari 2016 sudah mencapai Rp 60.0260.000 

Selasa, 16 Februari 2016

GERAKAN PENGENDALIAN HAMA WERENG di DESA KALIKUDI

Gerakan pengendalian bersama camat adipala, Petugas POPT dan PPL

Wereng coklat merupakan hama utama tanaman padi selain tikus yang menyerang disetiap musimnya. Bila terjadi serangan berat bisa menyebabkan puso. Serangan wereng dapat terjadi secara langsung ataupun secara tidak langsung. Secara langsung serangga wereng coklat menghisap jaringan tanaman padi sehingga tanaman menjadi kering dan akhirnya mati. Secara tidak langsung karena wereng dapat menjadi vector virus penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa.
Dengan menghisap cairan dalam jaringan pengangkut tanaman padi wereng coklat dapat menimbulkan kerusakan ringan hinggga berat pada hampir semua fase tumbuh sejak fase bibit, anakan, masak susu [pengisian].
Gejala yang tampak dari serangan wereng coklat dapat terlihat dari daun yang menguning lalu tanaman mongering dengan cepat seperti terbakar. Dalam suatu hamparan gejala ini terlihat sebagai pola penyebaran dari satu titik lalu menyebar kesegala arah. Dalam keadaan seperti ini populasi wereng coklat biasanya sudah sangat tinggi.

Tindakan pencegahan secara umum pada wereng coklat yaitu dengan penggunaan varietas tahan, tanam serempak dengan jarak tanam tidak terlalu rapat, pergiliran varietas dan pengendalian dengan insektisida.


Minggu, 14 Februari 2016

PENGEMBANGAN PESTISIDA NABATI SEBAGAI ALTERNATIF PENGENDALIAN OPT

Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tumbuhan atau bagian  tumbuhan seperti akar, daun, batang atau buah.
Dalam pengendalian biologi, penelitian dan kajian mengenai agens hayati (virus, bakteri, cendawan dan serangga) dan biopestisida telah banyak dilakukan. Namun demikian, agens hayati dan biopestisida sebagai salah satu alternative sarana pengendalian OPT pada tanaman masih dirasakan kurang/belum secara optimal dalam penerapannya. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan dalam usaha pengembangan dan pemanfaatan serta kurangnya sarana dan prasarana untuk esksplorasi, identifikasi, maupun pengawasan mutu agens hayati.
Pengendalian biologi lebih menekankan pada usaha perlindungan tanaman yang memanfaatkan musuh alami daripada penggunaan pestisida. Penggunaan pestisida secara berlebihan dan tidak bijaksana dapat mendorong terjadinya resistensi, resurjensi, serangga hama sasaran, terbunuhnya musuh alami dan residu pestisida yang mungkin melebihi batas maksimum yang ditetapkan, sehingga diperlukan perubahan paradigma petani dalam usaha pengendalian OPT dr pengendalian berbasis pestisida pestisida kimia menjadi agens hayati dan biopestisida.
Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik diantaranya:
a.    Merusak perkembangan telur, larva dan pupa
b.     Menghambat perkembangan pathogen penyakit
c.     Menghambat reproduksi serangga betina   
d.     Mengurangi nafsu makan dan mengusir serangga
e.    Menghambat pergantian kulit
f.      Mengganggu komunikasi serangga
g.     Menyebabkan serangga menolak makan
Beberapa kelebihan dalam pengendalian biologi yaitu secara aspek ekonomi lebih menguntungkan karena dapat mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia, dari aspek lingkungan dapat berkelanjutan dan memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan, serta produk yang dihasilkan aman dikonsumsi.


KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PESTISIDA NABATI
·         Kelebihan
-          Murah dan mudah dibuat sendiri
-          Merupakan pengendalian hama ramah lingkungan
-          Tidak menyebabkan keracunan pada tanaman
-          Sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama
-          Kompatibel digabung dg cara pengendalian yang lain
-          Hasil produk pertanian sehat  aman

·         Kekurangan
-     Cepat terurai dan daya kerjanya relative lambat sehingga aplikasinya harus lebih sering
-     Produsi belum dapat dialkukan dalam jumlah besar  karena keterbatasan bahan baku
-     Kurang praktis & tidak tahan disimpan
-     Daya racun rendah
-     Harus disemprotkan secara berulang-ulang
-     Tidak membunuh jasad sasaran secara langsung

===================================

1.    Ramuan untuk mengendalikan hama secara umum
Bahan : daun mimba 8 kg, lengkuas 6 kg, serai 6 kg, deterjen/sabun cole 20 gr, air 20 lt.
Cara membuat: daun mimba, lengkuas, serai ditumbuk dan dihaluskan, kemudian semua bahan  diaduk merata dlm 20 lt air lalu direndam sehari semalam. Keesokan harinya larutan disaring dg kain halus. Larutan hasil penyaringan diencerkan kembali dg 60 lt air. Larutan tsb bisa digunakan untuk lahan seluas 1 Ha.
Aplikasi : semprotkan cairan tsb pada tanaman yang akan dilindungi.

2.    Ramuan untuk mengendalikan hama WBC, PBP dan nematoda
Bahan : biji nimba 50 gr, alcohol  10 cc, air 1 lt
Cara membuat ; biji nimba ditumbuk halus dan diaduk dengan 10 cc alcohol lalu diencerkan dg 1 lt air. Larutan diendapkan semalam. Keesokan harinya larutan disaring
Aplikasi ; semprotkan cairan tsb pada tanaman yang terserang hama/hamanya langsung. Hama tidak langsung mati segera setelah disemprot dengan larutan biji mimba, tetapi memerlukan waktu antara 2-3 hari utk mati.


Sumber ;
sinta edisi 15-21feb12 no. 3444 th XLII

buku pestisida nabati/Ir Agus Kardinan, M.Sc.

GERDAL HAMA WERENG COKLAT DI DESA PEDASONG KEC ADIPALA KAB CILACAP

 H ama wereng hingga saat ini masih menjadi hama yang ditakuti oleh petani selain tikus di wilayah Cilacap khususnya  Adi...