PTT merupakan cara budidaya tanaman padi yang baik untuk memperoleh hasil dan keuntungan yang lebih tinggi dengan menerapkan beberapa tekhnologi tepat lokasi secara terpadu
Terpadu apabila :
Ø
terdapat kesesuaian antara
tekhnologi dengan kondisi lahan yang ada
Ø
terdapat kesesuaian antara
tekhnologi yang diterapkan dengan kemampuan petani
Ø
ada keterkaitan antara satu
tekhnologi daya tekhnologi lainnya
Selain
itu juga PTT merupakan program
pengembangan intensifikasi padi sawah melalui pendekatan pengelolaan tanaman
terpadu yang perlu dilakukan karena dalam kurun lima tahun terakhir
produktivitas padi secara nasional
maupun regional mengalami penurunan.
Pendekatan PTT akan berhasil jika dalam
pelaksanaannya, inovasi yang dianjurkan menerapkan komponen tekhnologi
produksi.
Komponen Tekhnologi PTT:
A.
Komponen Tekhnologi Dasar
- Komponen yang memiliki peran penting dalam
peningkatan hasil
- Komponen ini sangat di anjurkan untuk diterpakan
semua
1. VARIETAS UNGGUL BARU
§ Memiliki potensi hasil tinggi
§ Memiliki ketahanan H/P tertentu
§ Memiliki ketahanan terhadap
cekaman kondisi lingkungan tertentu
§ Memiliki sifat khas tertentu
§ Mengikuti permintaan pasar
2. BENIH BERMUTU
- Benih harus berlabel
- Memiliki daya tumbuh baik
>95%
- Selain bermutu juga benih
perlu:
a) Diseleksi melalui perambangan dengan larutan garam atau pupuk ZA 3 %
b) Diberi perlindungan pestisida (b/a FiproNil) utk antisipasi hama dan penyakit
Prinsip pesemaian untuk memberikan bibit yang baik :
*) Gunakan pupuk organik 2 Kg/m²
*) Persemaian berukuran 1/20 – 1/25 luas areal tanam dg penyebaran benih di perjarang
a) Diseleksi melalui perambangan dengan larutan garam atau pupuk ZA 3 %
b) Diberi perlindungan pestisida (b/a FiproNil) utk antisipasi hama dan penyakit
Prinsip pesemaian untuk memberikan bibit yang baik :
*) Gunakan pupuk organik 2 Kg/m²
*) Persemaian berukuran 1/20 – 1/25 luas areal tanam dg penyebaran benih di perjarang
3. PENINGKATAN POPULASI TANAM
DENGAN JAJAR LEGOWO
Tujuan sistem jajar legowo :
a. Merekayasa seola-olah ada
barisan tanaman seperti tanaman pinggir galengan .
b. Meningkatkan populasi tanam
10-25%
c. Memudahkan dlm pemeliharaan tanaman
(pemupukan penyiangan, pengamatan H/P)
4. PEMUPUKAN BERIMBANG
Prinsipnya adalah
spesifikasi loaksi dantepat waktu
DOSIS PERMENTAN
No.04 / ot.140 / 4 / 2007
*) urea :
100 – 200 Kg/Ha
*) NPK :
300 – 350 Kg/Ha
Atau
*)
urea : 250 - 350 Kg/Ha
*)
sp36 : 100 – 150 Kg/Ha
*) Kcl
: 50 – 100 Kg/Ha
Pemupukan berimbang bisa juga mengacu pada bagan warna daun/BWD bisa juga dengan PUTS
5.
PEMBERIAN
PUPUK ORGANIK
Manfaat
penggunaan pupuk organik :
- Memperbaiki kondisi fisik ,
kimia, biologi tanah
- Menyehatkan tanaman
- Mengurangi penggunaan pupuk
kimia
Beberapa
sumber pupuk oragnik:
a. Pupuk kandang (kohe)
b. Limbah pertanian (jerami)
c. Limbah non pertanian ( serbuk
gergaji dll)
d. Pupuk organic cair
6. PENGENDALIAN OPT DENGAN TEKNIK
PHT
Prinsip
dasar pengendalian hama penyakit secara terpadu :
- Identifikasi secara pasti jenis
dan populasi hama penyakit
- Memperkirakan tingkat serangan
- Mengusai tekhnik pengendalian
Beberapa tekhnik dan tahapan
pengendalian h/p terpadu :
a.
Kenali
varietas yang tahan terhadap h/p
b.
Upayakan
tanaman sehat sejak dari bibi
c. Kendalikan secara bertahap dengan: Fisik dan mekanis, Hayati (parasit), Semi kimia (feromon), Pestisida Kimia
c. Kendalikan secara bertahap dengan: Fisik dan mekanis, Hayati (parasit), Semi kimia (feromon), Pestisida Kimia
Hama yang sering menyerang :
1. Wereng menyerang pad fase vegetative dan generative (primordia
sampai pemasakan)
2. Penggerek batang padi menyerang
pada fase persemaian, vegetative dan generative (primordia sampai pembungaan)
3. Tikus menyerang pada fase persemaian,
vegetative, generative (primordia, pembungaan, pemasakan, panen, pasca panen)
4. Keong
5. Walang sangit
Penyakit yang sering menyerang :
1. Penyakit Blast
2. Penyakit Kresek /hawar daun
bakteri
3. Penyakit hawar pelepah daun
4. Penyakit tungro
B.
Komponen Tekhnologi Penunjang
- Komponen yang memilki peran
dalam menunjang dan memantapkan penerapan komponen tekhnologi dasar
- Komponen itu sebaiknya diterapkan
berdasarkan pemilihan komponen dasar disesuaikan kondisi setempat
1. Pengolahan tanah tepat
- Disesuaikan dengan kondisi
tanah dan ketersediaan pengairan
- Lakukan dengan 2x pembajakan
dan 1x perataan / penggaruan
- Olah tanah singkat apabila
tenaga dan waktu tidak memungkinkan
2. Tanam bibit muda
- Tanaman lebih cepat beradaptasi
dengan lingkungan (nglilir)
- Perakaran lebih dalam sehingga
tahan terhadap kerebahan
- Meningkatkan persentase gabah
isi
- Meningkatkan peluang
tercapainya potensi hasil dari suatu varietas
3. Tanam bibit 1-3 perlubang
- Mengurangi persaingan antar bibit dalam 1 rumpun
- Memaksimalkan pencapaian jumlah
anakan
- Memaksimalkan peluang
terjadinya potensi hasil suatu varietas
- Dapat menghemat penggunaan
benih
4. Pengairan berselang
a. Memperbaiki kondisi udara didaerah
perakaran
b. Mengeluarkan gas-gas beracun
c. Meningkatkan efesien pemupukan
d. Meningkatkan persentase isi
gabah
e. Memudahkan pengendalian hama
keong mas, mengurangi penyebaran hama wereng coklat dan penggerek batang,
mengurangi kerusakan tanaman padi karena hama tikus
5. Penyiangan dengan gasrok
- Mematikan gulma sampai ke
perakaran
- Menghemat tenaga
- Merangsang pertumbuhan tanaman
- Memperbaiki kondisi udara didaerah
perakaran
6. Panen dan Pasca panen
Panen dilakukan sebaiknya
setelah sebagian besar 90 – 95% gabah telah bernas dan menguning
Tidak ada komentar:
Posting Komentar