Wereng adalah serangga sebesar butri beras
sebagai hama tanamanpadi, daya sebarnya kuat dan sangat ganas, sulit diberantas
karena bertengger di pangkal daun padi. Serangga ini penghisap tumbuhan
anggota Ordo Hemiptera (Kepik Sejati), Subordo Fulgoromorpha,
khusunya yang berukuran kecil.
Wereng juga menjadi Vektor bagi
penularan sejumlah penyakit tumbuhan penting, khususnya dari kelompok virus.
Jenis Wereng:
1. Wereng Coklat (Nilaparvata
lugens) binatang
kecil berwana cokelat yang menyerang dan memusnahkan buah padi yang baru mulai
muncul, berdaya biak tinggi, daur hidupnya pendek, daya sebarnya cepat,
dan daya serangnya ganas.
2. Wereng Hijau (Nephotettix
virescens)sebesar beras, biasa menetas pada pelepah daun
padi dan akan menetas dalam 6 hari kemudian, menyukai cairan daun yang
mengakibakan pengeringan daun itu.
3. Wereng Punggung Putih (Sogtella
Furcifera), wereng yang tubuhnya lebih kecil dari bulir padi, sering
menghisap batang padi, jagung, dan rumput-rumputan
Akibat yang ditimbulkan
Wereng coklat apabila menyerang tanaman padi, maka tanaman tersebut akan
mengering pada satu lokasi secara melingkar di sebut juga hopper burn.
Sedangkan wereng hijau dan wereng loreng adalah sebagai vector virus tungro.
Dimana virus tungro ini merupakan penyebab penyakit kerdil rumput dan penyebab
kerdil hampa pada tanaman padi. Tergantung saat penyebaran virus oleh wereng
hijau tersebut. Apabila wereng tersebut menyebarkan virus tungro pada saat padi
dalam kondisi masa pertumbuhan maka padi akan terkena penyakit kerdil rumput.
Sedangkan apabila menyebarkan virus tungro pada saat sedang bunting maka padi
akan terkena penyakit kerdil hampa.
Akibat-akibat yang disebabkan oleh jenis wereng ini bisa menyebabkan gagal
panen (puso).
Dampak serangan wbc
Musuh alami wereng
§ Laba-laba serigala, Laba-laba bermata jalang, Laba-laba berahang empat
§ Kepik permukaan air, Kepik mirid
§ Kumbang stacfilinea, Kumbang koksinelid Kumbang tanah atau kumbang karabid
§ Belalang bertanduk panjang
§ Capung kecil atau kinjeng dom
Langkah pencegahan :
a.
Bersihkan gulma,singgang dari
sawah dan areal sekitarnya.
b.
Hindari penggunaan pestisida scra tdk tepat yg dpt menyebabkan terbunuhnya musuh
alami.
c.
Gunakan varietas tahan wereng
seperti Ciherang, Mekongga, dan Cigeulis.
d.
Gunakan varietas tahan tungro
seperti IR-50, IR-64, Citanduy, Dodokan, IR –66, IR-70, Barumun, kelara,
memberamo, IR-36, IR-42, Semeru, Ciliwung , Kr. Aceh, Sadang, Cisokan, Bengawan
, Citarum dan serayu.
e.
Jumlah kritis: pada kepadatan 1
wereng coklat/batang atau kurang, masih ada peluang menekan populasi.
f.
Amati wereng di persemaian setiap
hari, atau setiap minggu setelah tanam pindah pada batang dan permukaan air.
Periksa kedua sisi persemaian. Pada tanaman yang lebih tua, pegang tanaman dan
rebahkan sedikit dan tepuk dengan pelan dekat bagian basal untuk melihat kalau
ada wereng yang jatuh ke permukaan air.
g.
Gunakan perangkap cahaya pada malam ketika terlihat ada gejala serangan wereng.
Jangan tempatkan cahaya dekat persemaian/sawah. Bila perangkap cahaya diserbu oleh berates wereng, berarti
persemaian dan sawah perlu segera diperiksa; lalu amati setiap hari/saat
h.
Pupuk lengkap (NPK), dosis 250 kg
urea, 100 kg
i.
SP36, dan 100 kg KCl/ha dapat
membantu upayaSP36, dan 100 kg KCl/ha dapat membantu upaya pencegahan
Langkah Pengendalian
Langkah pengendalian ini dilakukan setelah jumlah wereng per rumpun sudah
melebihi ambang ekonomi. Untuk hama wereng ambang ekonominya yaitu 2-5 ekor per
rumpun (tergantung masing-masing daerah, bila endemik bisa lebih rendah lagi).
Apabila sudah melebihi ambang ekonomi tersebut, maka harus dilakukan
penyemprotan yang bertujuan untuk menekan populasi hama wereng tersebut.
Jenis pestisida yang dianjurkan untuk mengendalikan hama wereng ini
adalah insektisida yang berbahan aktif : amitraz, buprofezin, beauveria bassiana 6.20 x 1010 cfu/ml, BPMC, fipronil, imidakloprid, karbofuran, karbosulfan, metolkarb, MIPC, propoksur, tiametoksam
Ketika melakukan penyemprotan sebaiknya dimulai dengan membuka (“membiak”)
antara barisan tanaman, kemudian menyemprot tanaman dengan mengarahkan
semprotan ke bagian batang bawah. Hal ini dilakukan karena biasanya
wereng berada di bagian batang bawah.
gerakan semprot WBC petani dg Babinsa MT I 2014/2015