Kelapa merupakan
salah satu komoditi perkebunan yang potensial di wilayah Kecamatan Adipala,
khususnya di sepanjang pesisir pantai
selatan samudra hindia. Untuk mendukung peningkatan produksi dan produktivitas
komoditas perkebunan tersebut, Balai Perlindungan Tanaman Pangan Hortikultura
dan Perkebunan (BPTPHP), Dinas Pertanian
dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah serta Dinas Pangan dan Perkebunan Kabupaten
Cilacap menyelenggarakan kegiatan berupa Sosialisasi Pengendalian Hama Penyakit
Perkebunan Komoditas Kelapa di kelompok
tani Margo Rahayu Desa Glempangpasir pada tanggal 28 Agustus 2019. Tujuan pelatihan ini adalah
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengelola hama, penyakit
tanaman perkebunan melalui pemanfaatan pestisida yang baik, benar dan ramah
lingkungan berupa agensi pengendali hayati (APH )
Ir Susilan selaku Kepala Dinas Pangan dan Perkebunan
Kabupaten Cilacap turut membuka acara
dan menyampaikan visi dan program Bupati
Cilacap berupa Cilacap semakin sejahtera secara merata bangga mbangun desa,
diantaranya kebijakan pembangunan dibidang pangan dan perkebunan dengan mengembangkan
potensi perekonomian yang bertumpu pada potensi lokal dan regional yang salah
satunya komoditas kelapa dari delapan komoditas perkebunan yang digalakkan di
Kabupaten Cilacap selain Kakao, Cengkeh, Karet Lada, Pala, Kopi dan tembakau.
Selain itu juga diinformasikan pula manakala ada serangan opt perkebunan,
kelompok/gapoktan diharapkan untuk segera berkoordinasi dengan Dispabun untuk
segera mengajukan permohonan bantuan bahan/obat pengendali hama penyakit.
Bantuan obat berupa tricoderma, insektisida dan fungisida cair.
Sementara itu Kepala Bidang Perkebunan Dispabun Kab
Cilacap Syihabur Ridlo ES, SP, MM menambahkan, Dinas Pangan dan Perkebunan Cilacap
sudah melaksanakan kerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan Cilacap. Kerjasamanya
berupa kecelakaan kerja dikarenakan resiko kerja bagi para petani penderes
kelapa. Petani hanya membayar premi 10.000,-/bulan yang sudah disubsidi. Bagi
petani penderes yang mengalami kerja selama tidak bekerja ada biaya pengganti
berupa santunan.
Adapaun materi terkait hama penyakit tanama kelapa
disampaikan oleh Muji Slamet Petugas
POPT BPTPHP Jawa tengah. Keberhasilan pertanian bukan hanya saja dari bibit
yang unggul, pemupukan berimbang dan pengendalian opt yang tepat dan bijak juga
berpengaruh dalam budiya tanaman. Hama penting
pada tanaman kelapa yang umumnya menyerang diantaranya;
1.
Kumbang bibit kelapa
-
Kerusakan pada daun berupa garis-garis memanjang yg letaknya berdekatan
dan akhirnya bersatu dan menjadi bercak-bercak kering melebar.
-
Jaringan daun yg tidak termakan menjadi mati dan busuk dan kemudian daun
kelapa menjadi robek-robek memanjang dan ahirnya menjadi kering seluruhnya.
2.
Kumbang Nyiur/Wangwung
-
Pelapah yang baru terbuka tampak bekas guntingan berbentuk huruf V
-
Kumbang membuat gerekan masuk melalui tangkai pelepah sampai kepucuk,
kemudian memakan jaringan muda berupa gerakan vertikal ke arah titik tumbuh
-
Kerusakan pada pangkal pelepah, dapat menyebabkan pelepah patah
-
Kumbang menyerang titik tumbuh dan menyebabkan tanaman mati
3.
Kumbang sagu
-
Pada tanaman dewasa hanya merusak tajuknya saja
-
Gerekan pada tajuk dapat mengakibatkan patah pucuk
-
Pada stadia larva apabila menyerang titik tumbuh akan berakibat fatal,
karena tanaman tidak dapat menghasilkan dauan
1. Jangan kasih peluang imago untuk bertelur
Pada umumnya kebiasaan petani menumpuk jerami, pupuk kandang (yang tidak
diproses) dalam jangka waktu yang lama, dan ini merupakan habibat kumbang yang
paling disukai manakala ingin bertelur.
2. Kalau tidak sempat ( tumpukan
jerami, pupuk kandang dibuka kemudian taburkan uret/telur kumbang dengan jamur metarizium
dengan komposisi 1m² 50 gr). 1 minggu setelah mati uret/telur kumbang diambil
dan digerus taburkan ke tempat lainnya yang sama untuk menekan mentasnya telur
kumbang tersebut. Telur yang sudah digerus halus bisa juga untuk pengendalian
opt wereng pada tanaman padi dengan cara sepray tinggal dicampurkan saja dengan
air.
Sarana dan prasarana yang didapat dari 25 orang peserta berupa alat tulis,
sabit 25 buah, sarana pengendalian obat
berupa APH ( agen pengendali hayati) berupa metarizium 80 kg, feromon sintetis
yang ramah lingkungan untuk penarik kumbang sebanyak 80 saset, dan 40 ember.
Tindak lanjut dari kegiatan sosiailisasi ini diharapkan
petani untuk mengamati dan melaporkan perkembangan secara periodic selama 2-3
bulan kedepan bersama petugas pertanian setempat dan petugas statitstik
perkebunan tingkat kec Adipala sesuai jadwal yang sudah dibuatkan dari pihak
BPTPHP Jawa tengah ujar Riskha Prasetianing SP selaku petugas perkebunan
tingkat kabupaten pada Dispabun Cilacap. Siroes PPL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar