Produksi
palawija khususnya jagung menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.
Pertambahan jumlah penduduk dan program perbaikan gizi masyarakat melalui
deversifikasi pola makanan, mendorong permintaan jagung. Selain komoditi jagung
sebagai bahan baku industri dalam negeri semakin meningkat dengan banyaknya
industri makanan ternak, industri minyak jagung dan produk ethanol.
I. SYARAT PERTUMBUHAN
1.
IKLIM
§ Beriklim
sub-tropis/tropis yang basah
§ Sebaiknya
jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musim kemarau.
§ Suhu
antara 21-30ÂșC
2.
MEDIA TANAM
Jenis
tanah yang dapat ditanami jagung antara lain andosol, latosol, grumosol, berpasir, kaya humus.
Keasaman/pH
tanah antara 5,6 - 7,5.
II. TEKNIK BERCOCOK
TANAM
1.
PERSIAPAN
Pada
umumnya persiapan lahan untuk tanaman jagung dilakukan dengan cara dibajak
sedalam 15-20 cm, diikuti dengan penggaruan tanah sampai rata dan gembur. Serta
dibuatkan drainase
2.
PENANAMAN
Populasi
optimum dari beberapa varietas sekitar 50.000 tanaman/ha. Jarak tanam 100 cm x
40 atau 100 cm x 20 cm atau 75 cm x 25 cm dengan satu tanaman perlubang. Lubang
dibuat sedalam 3-5 cm menggunkan tugal, setiap lubang diisi 2-3 biji jagung
kemudian lubang ditutup dengan tanah.
3.
PEMUPUKAN
§
Dari semua unsur hara
yang diperlukan tanaman yang paling banyak diserap tanaman adalah unsur
Nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K).
§
N dibutuhkan selama
masa pertumbuhan sampai pematangan biji. Kekurangan nitrogen dlm tanaman
walaupun pada stadia permulaan akan menurunkan hasil.
§
Tanaman jagung
membutuhkan pasokan unsur P, saat tanaman masih muda. Gejala kekurangan fosfat
akan terlihat sebelum tanaman setinggi lutut.
4.
PEMELIHARAAN
a.
Penyulaman dilakukan
dengan penyulaman bibit sekitar 1 minggu.
b.
Penjarangan tanaman
dilakukan 2-3 minggu setelah tanam.. Periode kritis
persaingan tanaman dan gulma terjadi sejak tanam sampai seperempat atau
sepertiga dari daur hidup tanaman tsb.
c. Penyiangan
dilakukan pada umur 15 hst. Penyiangan kedua dilakukan sekaligus dengan
pembubuan pada waktu pemupukan kedua.
d.
Pembubuan selain
untuk memperkokoh batang juga untuk memperbaiki drainase dan mempermudah
pengairan.
e.
Pemangkasan daun.
Dari hasil penelitian pemangkasan seluruh daun pada fase kemasakan tidak
menurunkan hasil secara nyata karena pada fase itu biji telah terisi penuh.
5.
PENGAIRAN
Air sangat diperlukan pada saat penanaman,
pembungaan (45-55 hst dan pengisian biji (60-80 hst). Pengairan sangat penting
untuk mencegah tanaman jagung agar tidak layu. Pengairan yang terlambat
mengakibatkan daun layu.
6.
HAMA dan PENYAKIT
·
Hama tanaman jagung,
macam-macamnya : lalat bibit, ulat tanah, ulat daun, penggerek batang, ulat agrotis,
ulat tongkol, belalang
·
Penyakit tanaman
jagung,: bulai, cendawan, bercak ungu, karat, hawar dan layu bakteri
Sebelum
terjadinya serangan hama dan penyakit pada tanaman jagung tersebut maka dapat dilakukan
langkah-langkah pencegahan dengan cara:
·
Penggunaan varietas
bibit yang resisten
·
Penggunaan
teknik-teknik agronomi
·
Penggunaan
desinfektan pada benih yang akan ditanam
·
Pemeliharaan dan
pemanfaatan musuh-musuh alami
7. PANEN
Waktu panen jagung di pengaruhi oleh jenis varietas
yang ditanam, ketinggian lahan, cuaca dan derajat masak. Umur panen jagung
umumnya sudah cukup masak dan siap dipanen pada umur 7 minggu setelah
berbunga.
Pemanenan dilakukan apabila jagung cukup tua yaitu
bila kulit jagung sudah kuning. Pemeriksaan dikebun dapat dilakukan dengan
menekankan kuku ibu jari pada bijinya, bila tidak membekas jagung dapat segera
dipanen.
Jagung yang dipanen prematur butirannya keriput dan
setelah dikeringkan akan menghasilkan butir pecah atau butirnya rusak setelah
proses pemipilan. Apabila dipanen lewat waktunya juga akan banyak butiran
jagung yang rusak. Pemanenan sebaiknya dilakukan saat tidak turun hujan sehingga
pengeringan dapat segera dilakukan. Umumya jagung dipanen dalam keadaan tongkol
berkelobot (berkulit).
8. PASCA PANEN
Penanganan pasca panen bisa dengan cara
pengeringan, pada umumnya dilakukan dengan menghamparkan jagung dibawah terik
matahari menggunakan alas tikar atau terpal. Pada waktu cerah penjemuran dapat
dilakukan selama 3-4 hari. Dapat juga menggunakan mesin grain dryer. Kemudian
jagung dipipil, agar segera dijemur kembali sampai kering konstan (kadar air
kurang lebih 12%) agar dapat disimpan lama, biasanya memerlukan waktu
penjemuran 60 jam sinar matahari.
Faktor
lain yang ikut mempengaruhi baik buruknya mutu jagung adalah adanya jamur & cendawan yg ditandai dg warna kehitam-hitaman,
kehijau-hijauan/putih
pada buah jagung. Salah satu diantara jamur tsb adalah Aspergilis sp yg menghasilkan racun
aslatoksin &
berbahaya bagi manusia, ternak
lainnya, jamur tsb dpt dimatikan dg dengan pemanasan tetapi racunnya tdk dpt ditangkal dg pemanasan.